Rabu, 24 Desember 2014

IKHLAS ADALAH YANG UTAMA



Ikhlas bukan berarti ikhlas
Merasa kehilangan memang bukan hal mudah untuk semua orang. Kehilangan membekaskan luka yang amat perih. Ketika seseorang merasa kehilangan, disaat itu juga orang terserbut akan menyalahkan diri mereka sendiri. Ketika kehilangan sesuatu yang yang berharga rasa sakit akan terus menghantui kita setiap hari. Ada beberapa diantara kita yang sangat terpukul karena kehilangan sampai mereka kehilangan kendali diri sendiri, tidak bisa mengontrol emosi dan terkadang ada yang sampai mencelakai diri sendiri.
Rasa sakit tidak bisa dihentikan ketika orang tersebut mengatakan ‘aku ikhlas’. Ikhlas bukan berarti rasa sakit akan hilang, ikhlas hanya sebuah kata yang terucap ketika rasa sesak didada semakin menggebu. Ikhlas yang diucapkan hanya untuk menenangkan hati yang sedang risau dan menenagkan hati yang sedang panas ketika ingat apa yang baru saja meninggalkan kita. Ikhlas bisa diucapkan kapan saja, tapi rasa sakit dan perih tidak bisa dihilangkan hanya dengan ucapan.
Ketika kata ikhlas tidak bisa diucapkan lagi, kita sebagai manusia hanya bisa meratapi semua yang sudah terjadi. Manusia tidak bisa menyalahkan takdir yang sudah ditentukan orang Sang Pencipta. Takdir yang sudah ditetapkan tidak dapat diubah, kita hanya bisa ikhlas, sabar, dan menerima apa yang sudah ditetapkan. Kita sebagai manusia harus terus berdoa dan berusaha agar apa yang ditakdirkan akan berjalan dengan baik dan lancar.
Kehilangan bukan terjadi pada beberapa orang saja, akan tetapi semua orang didunia psati pernah merasa kehilangan dan merasa sakitnya akan kehilangan sesuatu. Kehilanga harusnya membuat kita sadar betapa kita harus menghargai dan mencintai apa yang kita miliki sebelum kita kehilangan semuanya. Walaupun kita akan mendapatkan ganti atas kehilangan tersebut, kenyataannya semunya tidak akan sama dengan apa yang kita miliki sebelumnya. Sebelum kita kehilangan, jaga, hargai dan cintai dengan tulus apa yang kita miliki sekarang.

Kamis, 04 Desember 2014

MANUSIA DAN KONFLIK SOSIAL



MANUSIA DAN KONFLIK SOSIAL
          Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki akal pikiran yang sangat luas, nafsu yang tekadang belebihan dan memiliki segudang yang idak dimilikinoleh makhluk lainnya. Manusia juga bisa dibedakan dari segi biologis dan rohani. Secara biologis manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan bedasarkan agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sangat kompleks, begitu pula dengan hubungan antara manusia dengan manusia lainnya. Kehidupan manusia tidak hanya dengan dengan manusia saja, ada hubungan manusia dengan alam, manusia dengan makhluk yang ada dialam dan manusia dengan sang pencipta.
            Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia disebut juga sebagai makhluk social. Dengan kata lain, manusia memiliki kebutuhan bersosialisasi satu dengan lainnya dan berkomunikasi  dalam bentuk individu dengan individu atau kelompok dengan kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut jugadengan zoon politicon. Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama kali dikemukakanoleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai binatang politik. Manusiasebagai insan politik atau dalam istilah yang lebihpopuler manusiasebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia memilikikemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalamsuatu organisasiyang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas,seperti negara.
            Kehidupan dilingkungan sekitar terkadang membawa dampak yang tidak baik sehingga menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Salah satu factor yang mempengaruhi terjadi konflik social adalah perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia yang memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Perbedaan itulah yang membuat individu atau kelompok selalu merasa tidak ingin merasa tersaingi oleh individu atau kelompok lainnya. Sikap yang selalu ingin terlihat menonjol itulah yang membuat seseorang tidak ingin kalah satu dengan lainnya.
            Dampak negative yang terjadi karena adanya konflik social adalah perubahan sikap dan kepribadian dari masing-masing individu. Seharusnya dalam lingkungan bermasyarakat manusia harus bisa menjaga dan menghargai satu dengan yang lainnya dan membuat suasana lingkungan disekitar menjadi lebih hidup. Sehingga hubungan komunikasi dan sosialisasi dapat terjalin dengan baik dan selalu damai dimana pun berada.