NAMA :
DESTIJANI DWI PUTRIANDINI
KELAS :
2PA08
NPM :
12514784
Teori
Kepribadian Menurut Allport
A. Pengertian
Teori menurut allport adalah sesuatu yang terorganisasikan
dan terpolakkan. Kepribadian tidak bersifat statis dia bisa tumbuh dan berubah.
Kepribadian bukan hanya topeng yang kita kenakan dalam kehidupan, bukan juga
hanya prilaku. Dia lebih menunjukan pada di belakang penampilan, pribadi di
dalam tindakan dengan istilah “karakteristik”, Allport berharap dapat
menunjukan “individulaitas” atau “keunikan”
Ciri pribadi yang sehat
Gordon
Allport (1937) membuat hipotesis tentang sifat-sifat kepribadian yang dewasa.
Beberapa asumsi umum di butuhkan agar kita bisa memahami konsep Allport tentang
kepribadian yang dewasa :
- Pribadi yang dewasa secara psikologis adalah seseorang yang tidak hanya bereaksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sadar bertindak dalam lingkungannya dengan cara berpikir inovatif.
- Pridbadi yang dewasa tampak lebih termotivasi proses sadar dari pada kepribadian. Menjadi kan mereka lebih fleksibel dan mandiri masih terus di dominasi oleh motif-motif bawah sadar yang mncul dari pengalamanmasa kanak-kanak.
Ada
6 pribadi dewasa menurut allport :
a) Perluasan Perasaan Diri.
Orang yang matang adalah mereka yang
mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak hanya sekedar berinteraksi
dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan berpartisipasi penuh dan total ”
partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang
penting dari usaha manusia ”.
Aktivitas yang dimaksud oleh
Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan kemampuan, dan membuat
kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang berbanding lurus dengan
peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
b) Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang Lain
Orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua, teman, dan anak . Terdapat
perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat. Orang
yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk
memberinya, dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat
adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang lain,
serta tidak mengadili atau menghukumnya
c) Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala kelemahan dan
kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu hidup dengan
segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik dengan diri
sendiri terlebih dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima
emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa emosinya. Mereka juga mampu
mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas
lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang
sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada kekecewaan,
melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.
d) Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia
mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaai bahwa orang di luar dirinya
dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka
pribadi terhadap realitas
e) Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport orang yang sehat
tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Komitmen pada orang
sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada kesanggupan menenggelamkan
semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan ketika terbenam dalam
pekerjaan
Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan
psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan
melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan – keterampilan.
f) Pemahaman Diri
Usaha untuk memahami diri secara
obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada
kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification)
tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan
mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang
yang neurotis.
Orang yang memiliki tingkat
pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan
kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Biasanya orang
seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan
bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas
daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan
melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka
panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness),
dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis.
Arah akan membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta
memberikan seseorang alasan untuk hidup. Kerangka untuk tujuan khusus itu
adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi
perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut
berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan.
Allport berpendapat bahwa, terdapat
perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau
neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung
jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai
agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati
kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang
dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.
Sumber :
Basuki, Heru.
(2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar